Hipotermia adalah
suatu kondisi di mana mekanisme
tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin Hipotermia
juga dapat didefinisikan sebagai suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C. Tubuh
manusia mampu mengatur suhu pada zona termonetral yaitu
antara 36,5-37,5 °C. Di luar suhu tersebut, respon tubuh untuk mengatur
suhu akan aktif menyeimbangkan produksi panas dan
kehilangan panas dalam tubuh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Hipotermia
adalah keadaan suhu tubuh yang turun hingga di bawah 350
C

Gejala
hipotermia ringan adalah penderita berbicara melantur, kulit menjadi
sedikit berwarna abu-abu, detak jantung melemah, tekanan darah menurun, dan terjadi kontradiksi otot sebagai
usaha tubuh untuk menghasilkan panas. Pada
penderita hipotermia moderat, detak jantung dan respirasi melemah
hingga mencapai hanya 3-4 kali bernapas dalam satu menit. Pada
penderita hipotermia parah, pasien tidak sadar diri, badan menjadi sangat kaku, pupil mengalami dilatasi, terjadi hipotensi akut, dan pernafasan sangat
lambat hingga tidak kentara (kelihatan).
Hipotermi
terjadi bila terjadi penurunan suhu inti tubuh di bawah 35 °C
(95 °F). Pada suhu ini, mekanisme kompensasi fisiologis tubuh gagal untuk
menjaga panas tubuh. pada hipotermia yang berat, suhu tubuh bisa turun
hingga 27 derajat Celcius atau lebih rendah lagi. Umumnya, hipotermia terjadi
akibat terkena paparan suhu dingin di luar tubuh dalam waktu lama. Pada keadaan
suhu tubuh turun drastis seperti pada hipotermia, organ jantung, paru, sistem
saraf dan berbagai organ di dalam tubuh tidak bisa menjalankan fungsinya
sebagaimana mestinya.
Organ
jantung merupakan salah satu organ yang menghasilkan panas terbanyak di dalam
tubuh, selain organ hati. Bila keadaan hipotermia tidak segera ditangani, tentu dapat
terjadi kegagalan fungsi jantung dan peredaran darah, maupun sistem pernapasan
yang pada akhirnya dapat berujung pada kematian. Sangat jelas bahwa hipotermia
benar-benar berbahaya karena mengancam jiwa.
Selama
terjadi paparan dengan suhu dingin, tubuh bisa kehilangan suhu panas hingga 90
persen melalui kulit dan proses pernapasan. Kehilangan panas melalui kulit yang
biasanya dengan proses radiasi akan meningkat ketika kulit terpapar dengan
angin atau kondisi lembap, sedangkan paparan suhu dingin yang didapat ketika
terbenam di dalam air yang dingin bisa menyebabkan kehilangan panas tubuh 25
kali lebih cepat.
ü
Gejala – Gejala terkena
Hipotermia
1.
Hipotermia
biasanya diawali dengan berupa kedinginan biasa, badan yang menggigil, gemetar
menahan dingin, kadang hingga gigi saling beradu ketika tidak kuat menahan
dingin.
2.
Tubuh yang basah
baik karena terkena hujan atau sisa keringat yang menempel pada baju, maka
serangan hipotermia akan semakin cepat.
3.
Bila ada angin
yang bertiup kencang, pendaki biasanya akan cepat kehilangan panas tubuhnya.
Jadi potensi terkena hipotermia akan meningkat ketika pendaki juga mengenakan
pakaian basah.
4.
Hipotermia
menyerang secara perlahan, hal ini menyebabkan calon korban tidak menyadari
bahwa akan terserang hipotermia.
5.
Hipotermia
menyerang saraf dan bergerak dengan pelan, oleh karena itu sang korban tidak
merasa kalau dia menjadi korban hipotermia. Dari sejak korban tidak bisa nahan
kedinginan sampai malah merasa kepanasan di tengah udara yang terasa
membekukan, korban biasanya tidak sadar kalau dia telah terserang hipotermia.
6.
Hipotermia bisa
menyebabkan korban pingsan hingga berhalusinasi. Halusinasi bisa menyebabkan
banyak hal-hal berbahaya yang menyebabkan keselamatan pendaki tersebut. Oleh
karena itu, tindakan pencegahan adalah hal yang terbaik. Halusinasi bisa
menyebabkan tindakan aneh, seperti berlari-lari, membuka pakaian karena
kepanasan, bertingkah di luar kebiasaanya. Kawan seperjalanan wajib waspada
memperhatikannya ketika hal-hal tersebut terjadi.
ü
Pencegahan yang
dapat dilakukan antara lain :
1.
Mendakilah saat
siang hari
Siang hari suhu di gunung akan lebih nyaman untuk suhu
tubuh, walau panas, namun tetap lebih baik daripada dingin. Sinar matahari juga
akan dengan mudah membantu menghilangkan keringat yang menempel di baju yang
Anda kenakan saat pendakian. Mendaki saat siang hari juga menghindarkan Anda
dari tersesat karena tidak melihat tAnda kea rah puncak di persimpangan.
2.
Pakailah
peralatan pendakian yang sesuai prosedur pendakian
Jaket polar, jaket anti angin, penutup kepala, sarung
tangan, kaos kaki tebal, sepatu, celana yang hangat dan kuat dll. Walau saat
berjalan siang hari terik saat di gunung Anda hanya cukup mengenakan kaos
panjang karena suhu tidak terlampau dingin, namun saat malam hari Anda
memerlukan semua benda tersebut untuk menghangatkan tubuh Anda.
3.
Hindari kontak
lansung dengan air
Saat hujan atau melintasi sungai, usahakan agar Anda
tidak terkena air secara berlebihan. Gunakanlah mantel saat hujan turun, ketika
melintasi sungai, sebisa mungkin carilah bebatuan yang tidak tergenang air
untuk digunakan menuju seberang. Air yang menempel pada tubuh akan menyerap
panas dari tubuh, oleh karena itu hindarilah kontak langsung dengan air saat
pendakian.
4.
Jangan memakai bahan
jeans
Sudah bukan hal aneh lagi ketika banyak pendaki modis
sekarang ini, memakai celana jeans atau jaket jeans. Baiklah mungkin itu
dirasakan nyaman oleh mereka karena terbiasa mengenakannya. Namun bahan jeans
adalah bahan yang berat, murah meresap air dan susah kering. Hal ini akan
sangat merepotkan ketika hujan deras, sehingga celana jeans Anda menjadi basah
kuyup. Gunakanlah celana dengan bahan kuat dan mudah kering, kalau bisa yang
anti air atau anti angin.
5.
Segera ganti
pakaian basah
Pakaian basah sangat mudah memicu hipotermia,
segeralah berganti dengan pakaian kering. Sebelum memakai pakaian kering,
keringkan dahulu badan Anda dengan lap kering atau kanebo. Lap Kanebo penting
dalam pendakian, daya resap yang tinggi dan mudah diperas menjadikan lap kanebo
sangat direkomendasikan dibawa ke gunung.
6.
Jangan tertidur
di perjalanan
Saat naik gunung pada malam hari, selain oksigen yang
kurang, kita juga merasakan mengantuk karena berjalan pada malam hari merupakan
perjalanan yang menentang pola tidur kita, terutama yang terbiasa beraktivitas
pada malam hari. Terkadang dengan pakaian seadanya, para pendaki beristirahat
kemudian tertidur di tempat yang terbuka dan rawan hembusan angin kencang.
Hindari mendaki gunung saat malam, jika memang tepaksa, pastika Anda tidak
mengantuk. Bila Anda mengantuk ketika perjalanan, segeralah beristirahat dengan
mendirikan tenda terlebih dahulu.
7.
Jaga perut agar
tetap terisi
Ketika perut Anda kosong, alias lapar, maka tubuh
tidak punya energi untuk memanaskan tubuh. Usahakan memabwa cemilan yang
mengandung banyak kalor, seperti coklat, permen, atau cemilan lainnya yang
manis dan banyak mengandung kalor.
8.
Jika Anda
perempuan, pastikan ada perempuan lain dalam rombongan Anda.
Hal ini wajib disadari oleh para perempuan ketika
melakukan pendakian, salah satu puncak dari hipotermia adalah halusinasi yang
sudah saya sebutkan di atas. Ketika ada teman perempuan lain, tentunya bisa
mencegah ketika hal-hal aneh dan memalukan yang terjadi.
ü
Cara mengatasi
hipotermia ketika sudah menyerang korban adalah sebagai berikut :
Pada
korban yang sadarkan diri
- Bawa masuk ke
dalam tenda. Tujuannya untuk menjaga dari angin yang berhembus, tenda juga
adalah tempat yang cukup hangat ketika berada di alam bebas
- Ganti baju basah
dengan pakaian kering. Bantulah korban dengan mengganti baju. itulah
mengapa dalam pendakian rombongan, minimal Anda yang perempuan wajib memiliki
teman perempuan yang ikut dalam rombongan.
- Berilah minuman
hangat. Minuman yang membantu tubuh lebih hangat, seperti miuman jahe
- Beri makanan
berkalori tinggi. Untuk kondisi darurat, pastikan Anda membawa makanan
ringan manis yang cepat mengenyangkan, seperti coklat atau makanan yang
berkalori tinggi lainnya.
- Hangatkan badan
korban. Cara ini bisa dilakukan dengan mengenakan beragam penghangat
tubuh, seperti penutup kepala, jaket, kaos kaki, celana hangat dan sleeping
bag.
- Jika
memungkinkan, buatlah api diluar tenda, dan arahkan panas apinya ke dalam
tenda.
diambil dari berbagai sumber online